Sekayu – Kawasan Asia
Tenggara memiliki luas areal wilayah gambut mencapai lebih dari 25 juta
ha atau 69% dari lahan gambut tropis di dunia. Secara nasional,
Indonesia merupakan negara yang memiliki lahan gambut terbesar di dunia.
Lahan gambut mempunyai potensi besar dalam mendukung kehidupan manusia
dan kestabilan isu global, oleh karena itu lahan gambut menjadi
perhatian dunia.
Demikian yang diungkapkan Deputi
Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan Badan Restorasi Gambut,
Myrna A Safitri saat membuka acara sosialisasi program gambut Kab. Muba.
“Kekayaan gambut tropis sebagian besar dalam kondisi rusak sekitar 2
juta hektar. Kenapa lahan gambut rusak? Karena ada kebakaran, pembukaan
lahan gambut dengan tujuan mengeringkan. Sementara gambut memerlukan
lembab untuk bertahan dengan baik. Mari kita kembalikan lahan gabut ke
fungsi semulanya,”ujarnya, Jumat (14/10) di Ruang Auditorium, Gedung
Pemkab Muba.
Terdapat tujuh daftar provinsi yang
menjadi target restorasi di Indonesia antara lain Prov. Jambi, Prov.
Riau, Prov. Kalimantan Barat,Prov. Kalimantan Tengah, Provinsi
Kalimantan Selatan, Provinsi Papua serta Prov. Sumatera Selatan
Khususnya Kab. Muba, dan OKI.
Presiden Joko Widodo menganggap
permasalahan lahan gambut sangatlah penting, sehingga pemerintahannya
mendirikan Badan Restorasi Gambut guna percepatan pemulihan kawasan dan
pengembalian fungsi hidrologis gambut di tahun 2016.
Hadir dalam acara sosialisasi ini,
Deputi Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan Badan Restorasi Gambut Aloe
Hodong, Plt. Bupati Muba Beni Hernedi, Staf Khusus Didang Perubahan
Iklim dan Lingkungan Hidup Adiyosyafri Ssi, dan 100 peserta berasal dari
perusahaan, perwakilan 8 kecamatan dan perwakilan SKPD Muba.(Fitri/Fiana/Nelynah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar